Antara Filsafat dengan Ilmu, Apakah Suatu Pertentangan atau Hal yang Sejalan?


 Antara Filsafat dengan Ilmu, Apakah Suatu Pertentangan atau Hal yang Sejalan?

Oleh : Nurul Afiah



Pendahuluan

Secara historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan telah berkembang secara signifikan. Pada awal sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup hampir semua gagasan teoretis. Filsafat Yunani kuno, homogen asal, adalah terpisah-pisah. Sebelum abad ketujuh belas, sains identik dengan filsafat. Pada perkembangan selanjutnya, abad ketujuh belas, pemisahan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mulai tampak. Pandangan ini sejalan dengan pemikiran van Bursen (Ismaun 2001), berpendapat bahwa ilmu adalah bagian dari filsafat dan ilmu bergantung pada sistem filosofat yang dianut.

Sebuah komposisi lahir yang menunjukkan bahwa "pohon pengetahuan" telah tumbuh dan bercabang dari filosofi pembangunan. Setiap cabang dikembangkan secara independen, terpisah dari inventaris filosofis, dan setiap cabang mengikuti metodologinya sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan terus berlanjut dengan munculnya ilmu-ilmu baru, dan akhirnya muncul pula sub-sub ilmu baru. Hal yang sama berlaku untuk pengetahuan yang lebih khusus, seperti disiplin ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu sistem yang terjalin bersama dan menganut prinsip-prinsip (koheren). Untuk menjembatani perbedaan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain, harus ada keterkaitan antar disiplin ilmu, yaitu filsafat, yang dapat menjembatani dan menampung perbedaan- perbedaan yang muncul. Pernyataan ini sejalan dengan pandangan Immanuel Kant (Anton Bakker, 1994:2) bahwa filsafat adalah cabang ilmu yang mampu menunjukkan secara tepat batasan dan batasan pengetahuan manusia. Oleh sebab itu, filsafat disebut sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (The Great Mother of The Science).

Filsafat adalah pengetahuan ilmiah dan mewarisi perkembangan filsafat pengetahuan. Filsafat Ilmu menetapkan tujuan untuk ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu mencari pengetahuan tentang ilmu pengetahuan secara umum atau dunia yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan. Interaksi  antara sains dan filsafat menunjukkan bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika dipisahkan dari sains. Ilmu pengetahuan tidak dapat berkembang tanpa kritik filsafat. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menjelaskan hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan.

 

pembahasan

 

1. Pengertian filsafat

Secara etimologi, filsafat berasal mula dari kata Yunani "philosophia"(dari kata philein yang artinya mencintai, atau philia yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kearifan) yang kemudian menjadi kata "philosophy"(dalam bahasa Inggris). Menurut catatan sejarah, kata ini pertama kali digunakan oleh Pythagoras, seorang filosof Yunani yang hidup pada 582-496 sebelum Masehi. Cicero (106-43 SM), dapat dipahami bahwa filsafat adalah suatu pengetahuan yang berjenis, berbentuk dan bersifat plural. Yang tercakup di dalamnya yaitu pengetahuan intelektual, bersifat kritis dan keilmuan (Plato, Aristoteles), sarana untuk memahami kebenaran mutlak (abad pertengahan), induk dari semua ilmu, sebagai ilmu general yang mengkritik dan menilai semua pengetahuan tentang Tuhan, manusia dan alam sehingga ditemukan hakikatnya dan kemudian dapat memengaruhi tindakan manusia. Filsafat biasanya diterjemahkan sebagai "cinta kearifan atau kebijaksanaan. Orang yang mencintai kebijaksanaan itu disebut filsuf (philosopheri) atau ahli pikir.

Filsafat secara umum adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Ada pula yang mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang mempelajari dan mendeskripsikan semua fenomena dalam kehidupan manusia dan berpikir kritis. Filsafat tidak digali dengan eksperimentasi dan eksperimentasi, tetapi dengan mendefinisikan masalah secara tepat, menemukan solusi, dan memberikan alasan dan alasan yang valid untuk solusi tertentu.

Konsep filsafat juga dapat dibagi menjadi dua aspek: aspek statis dan aspek dinamis. Dikatakan dinamis karena harus mencari kebijaksanaan dengan cara yang berbeda dan memiliki kemampuan yang dimilikinya, dan disebut statis karena dapat dipuaskan atau merasa cukup baik untuk mencintai kebijaksanaan. Tetapi filsafat tetap dapat ditafsirkan sebagai upaya untuk menemukan kebenaran sejati dari semua yang ada dan dapat eksis secara konkret dan nyata, atau, singkatnya, kebenaran tertinggi, esensi dari segalanya.

2. Pengertian ilmu

Pengertian ilmu adalah kata dengan banyak arti, dengan lebih dari satu arti. Jadi ketika seseorang menggunakan sebuah istilah, perlu menekankannya atau setidaknya mengetahui artinya. Menurut ruang lingkupnya, ilmu pada dasarnya adalah istilah umum yang mengacu pada semua pengetahuan ilmiah yang dianggap sebagai satu kesatuan. Jadi, dalam pengertian yang pertama ini, ilmu secara umum berarti pengetahuan. Ilmu sama dengan pengetahuan dan pengetahuan diperoleh dari informasi serta segala sesuatu yang diketahui seseorang. Inilah perbedaan antara filsafat dan ilmu. Karena ilmu itu sendiri adalah pengetahuan berupa informasi yang digali, penguasaan pengetahuan menjadi ilmu. Ilmu pengetahuan adalah rangkaian kata yang sangat berbeda, tetapi terkait erat. Terkadang sulit bagi sebagian orang untuk membedakan antara ilmu dan pengetahuan karena keduanya memiliki makna yang saling berkaitan dan erat. Berbicara tentang masalah] ilmu pengetahuan dan definisinya tidak semudah yang seseorang bayangkan. Memiliki definisi ilmu yang berbeda tidak membantu kita memahami hakikat ilmu pengetahuan.

Tidak semua pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu. Mengingat bahwa semua pengetahuan adalah ilmu, wajar untuk mengatakan bahwa sebagian besar pengetahuan adalah ilmu. Karena pengetahuan sifatnya baru sebatas tahu, tetapi sebaliknya, semua ilmu adalah pengetahuan. tetapi yang dikatakan ilmu adalah pengetahuan yang sistematis, metodis, serta tidak terikat. Di kalangan masyarakat umum Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu dalam suatu bidang pengetahuan, dan orang biasanya menggambarkan sains sebagai pengetahuan dan kecerdasan tentang suatu mata pelajaran tertentu. Masalah ini bisa berupa masalah sosial, ekonomi, agama atau sosial, tukang kayu, masalah sekuler, kehidupan setelah kematian, kelahiran, masalah spiritual, masalah perdagangan, adat istiadat, pertanian, masalah lain seperti menggali sumur. Ilmu juga dapat dikatakan sebagai kumpulan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman yang ditransmisikan atau diwariskan melalui pengalaman mimpi, pengalaman perjalanan, pengalaman spiritual, pengalaman kerja, dll. Pengetahuan kemudian disusun secara sistematis dengan menggunakan metode dan harus bersifat umum, tidak bias terhadap apapun, dan mandiri atau mandiri.

Dalam Encyclopedia Americana, ilmu adalah pengetahuan yang bersifat positif dan sistematis. Paul Freedman, dalam The Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai bentuk aktifitas manusia yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya dan mengubah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri. S. Omby mengartikan ilmu sebagai susunan atau kumpulan pengetaluan yang diperoleh melalui penelitian dan percobaan dari fakta-fakta. Poincare, menyebutkan bahwa ilmu berisi kaidah-kaidah dalam arti definisi yang tersembunyi. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses untuk memperoleh suatu ilmu adalah dengan melalui pendekatan filsafat. Menurut Slamet Ibrahim, pada zaman Plato sampai pada masa Al-Kindi, batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh dikatakan tidak ada.

Seorang filosof (ahli filsafat) pasti menguasai semua ilmu pengetahuan. Perkembangan daya berpikir manusia yang mengembangkan filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan ilmu yang didukung oleh teknologi. Wilayah kajian filsafat menjadi lebih sempit dibandingkan dengan wilayah kajian ilmu. Sehingga ada anggapan filsafat tidak dibutuhkan lagi. Filsafat kurang membumi sedangkan ilmu lebih bermanfaat dan lebih praktis. Padahal filsafat menghendaki pengetahuan yang komprehensif yang luas, umum, dan universaln dan hal ini tidak dapat diperoleh dalam ilmu. Sehingga filsafat dapat ditempatkan pada posisi dimana pemikiran manusia tidak mungkin dapat dijangkau oleh ilmu.

3. Hubungan antara Ilmu dengan Filsafat

Filsafat adalah tentang ilmu. Ini adalah bagaimana kattsof mengungkapkan hubungan antara filsafat dan ilmu. Bahasa yang digunakan dalam filsafat mencoba berbicara tentang ilmu, dan itulah ilmu. Di sisi lain, Sivol sampai pada kesimpulan umum bahwa meskipun kemampuan pikiran manusia mungkin tidak sempurna, filsafat pada dasarnya tidak lain adalah hasil pemikiran manusia, dugaan manusia. Filsafat dan sains memiliki kesamaan karena dibuat oleh pikiran manusia: pemikiran filosofis, spekulatif, dan empiris. Dalam filsafat khususnya, perbedaan antara keduanya menentukan tujuan hidup, dan sains mendefinisikan sarana kehidupan. Itulah sebabnya filsafat ini disebut sebagai induknya dari ilmu pengetahuan.

Meskipun ilmu pengetahuan dan filsafat secara historis merupakan satu kesatuan, dengan perbedaan perkembangan bahwa dominasi ilmu pengetahuan lebih kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini mendorong upaya dalam bidangnya masing-masing untuk menghubungkan keduanya dengan baik. mengisolasi mereka. Melainkan untuk melihat lebih jelas hubungan antara keduanya dalam konteks pemahaman yang lebih baik tentang khazanah intelektual manusia. Harold H. Titus mengakui bahwa sulit untuk berbicara secara jelas dan tepat tentang hubungan antara sains dan filsafat karena persamaan dan perbedaan antara sains dan filsafat, tetapi juga membahas sifat dan keterbatasan sains di antara para ilmuwan. , tetapi bahkan di antara para filsuf. Ada perbedaan pendapat tentang pengertian dan misi filsafat.

Kesamaan (dan lebih khusus lagi kesesuaian) antara sains dan filsafat adalah bahwa keduanya menggunakan pemikiran reflektif untuk menghadapi atau memahami realitas dunia dan kehidupan. Baik filsafat maupun sains dianggap sangat kritis dan berpikiran terbuka dalam hal ini. tertarik pada kebenaran. Selain minat dalam pengetahuan organisasi dan metodologis. Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam pendekatannya, nilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan kalaupun analitis maka analisanya memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan masalah hubungan antara fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni.

Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat dan ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni berpikir reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang berbeda.

Adapun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya menggunakan berpikir reflektif dalam upaya menghadapi atau memahami fakta- fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berpikiran terbuka serta sangat konsen pada kebenaran, di samping perhatiannya pada pengetahuan yang terorganisir dan sistematis. Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan hukum- hukum atas gejala- gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan kalaupun analitis maka analisanya memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan masalah hubungan antara fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim agama, moral serta seni.

Dengan kata lain, filsafat mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat dan ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni berpikir reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang berbeda.

 

Kesimpulan

Filsafat dan ilmu tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran. Filsafat dan ilmu adalah pengetahuan yang sama. Mereka berdua mengejar tujuan yang sama, serta kebenaran, tetapidengan cara yang berbeda. Memahami ilmu membutuhkan pemikiran yang mendalam. Dengan demikian, filsafat dan ilmu saling terkait erat dalam pencarian kebenaran. Kenyataan keduanya bersifat sementara atau dapat berubah sewaktu-waktu melalui perkembangan zaman yang semakin lama dan perubahan kondisi alam. Bidang kajian filsafat lebih luas daripadasains karena filsafat berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENELISIK FILSAFAT DALAM ADVOKASI PROBLEMATIKA KAMPUS

PENTINGNYA RISET DALAM ADVOKASI; HMPS PEND. EKONOMI FE UNM KEMBALI MENGADAKAN SEKOLAH RIAK